Sunday, February 14, 2016

Riwayat Hidup Luang Phor Thuad Yang Legendaris




Luang Phor Thuad lahir pada tahun 1582 di Desa Suan Can, daerah Chumphol, Sathing Phra di Songkla bagian selatan Thailand. Dengan Orang tua bernama Khun Hu dan Mae Chan yang merupakan pasangan suami-isteri dengan hidup sangat sederhana (miskin) serta tinggal di daerah kekuasaan Raja Shrentthi Pan yang kaya raya. Kedua orang tua memberi nama "Pu" (yang berarti kepiting) pada Luang Phor Thuad yang masih kecil.

Saat usia Pu (Luang Phur Thuad) kurang dari 6 bulan, Dia ditaruh di atas handuk di bawah bayangan pohon dekat sawah ketika ibunya bekerja. Pada siang hari ibunya beristirahat dari kerja-nya dengan tujuan untuk menyusui si anak. ketika ibunya berjalan ke arah bayi itu, si Ibu melihat seekor ular phyton yang sangat besar melingkari tubuh sang bayi, dengan seketika ibunya menjerit untuk minta tolong. Para penduduk pun banyak yang mengambil pisau, kapak dan alat pemukul. Ular phyton itu lalu melotot dan tidak bergerak.


Orang-orang disekitarnya terpaku diam dan tidak tahu untuk berbuat apa. Tidak seorangpun yang berani untuk memulai menyerang, dan tiba-tiba ibunya mendapatkan ide, ibunya teringat akan cerita dongeng bahwa ular ini mungkin penglihatan kiriman dari dewa. Dengan cepat si ibu memetik 7 bunga liar dengan warna yang berbeda dan menggunakan daun sebagai alas bunga-bunga itu, berlutut dan menutup mata serta dengan konsentrasi berdoa. Lalu ular itu memuntahkan sebuah batu crystal di dada si bayi dan dengan segera pergi. Batu crystal ini sangat mengkilau dan para penduduk pun berkumpul untuk melihat batu ini. lalu si ibu menyimpan batu itu dan membawanya pulang.


Seorang kaya menawar crystal itu dengan harga tinggi, tetapi ibu-nya tidak berniat untuk menjualnya, Si kaya memaksa si ibu lalu akhirnya si ibu hanya menghadiahkan batu itu kepada-nya. Orang kaya itu sangat senang, tetapi hanya dalam waktu yang singkat. Dalam kurun waktu 3 hari, semua anggota keluarganya jatuh sakit. Dengan mencari jawaban dari medium bahwasannya dia menyimpan sesuatu yang bukan dimilikinya dengan benar. hanya sang bayi yang berhak memiliki-nya.


Karena ketakutan orang kaya itu mengembalikan batu crystal itu kepada ibu si bayi. dalam waktu 3 bulan, uang dan kekayaan mengalir seperti alir mengalir saja. Kedua orang tua Luang Phor Thuad menjadi kaya raya sehingga para tetangganya merasa iri. Mereka mencuri Crystal itu tapi tiba2 seekor ular Phyton mengejar mereka sampai akhirnya Crystal itu dilempar ke sebuah lubang. Kemudian melalui mimpi, seorang dewa memberi tahu dimana Crystal itu berada kepada kedua orang tua-nya. Setelah Crystal itu ditemukan..kedua orang tuanya mengabdikan diri kepada Sang Buddha, mereka dengan baik hati menolong orang-orang miskin, memberi persembahan kepada anggota Sangha dan membangun tempat-tempat ibadah.

bodhisatto akantimaya iti bhagava





Luang Phor Thuad mulai belajar ajaran Buddhist di Vihara mulai umur 5 tahun. Karena begitu berbakat, dia menguasai semua pelajaran yang dikuasai gurunya hanya dalam waktu 1 tahun. Dia pergi ke vihara lain di seberang lembah melewati hutan rimba untuk mendapatkan ajaran2 yang lebih lanjut setiap hari. Dia menjadi bikhu pada umur 12 tahun dan mengabdikan diri pada Dharma sepenuhnya. Ayahnya meninggal pada usia 72 tahun yaitu ketika Luang Phor Thuad menginjak usia 30. Untuk mempelajari ajaran Buddha lebih mendalamnya lagi, dia meninggalkan ibunya dan pegi ke provinsi lain.




Dari lokasi sekarang ini Wat pakok, Singora, Thailand..Luang Phor Thuad menaiki kapal ke utara ke provinsi Ayuthaya (dulunya ibukota dari Thailand). Setelah menaiki kapal selama setengah hari, kapal itu bertemu badai yang sangat ganas. Kapal itu berguncang dan para penumpang sangat ketakutan. karena badai itu, kapal itu tidak sampai ke tujuan karena terapung-apung selama beberapa hari. Persediaan air pun semakin menipis. Karena itu pemilik kapal berpikir bahwa perjalanan sebelumnya selalu saja mulus, dan mengambil kesimpulan bahwa bencana ini pasti disebabkan karena bikhu ini. Mereka merencanakan untuk mendorong-nya ke laut. Luang Phor Thuad dapat merasakan apa maksud dari para pemilik kapal ini lalu menghibur mereka agar jangan khawatir karena air minum sangat banyak di sekitar mereka. Dia mengeluarkan kaki-nya keluar kapal dan badainya langsung reda. dengan kaki-nya dia menggambar lingkaran di atas permukaan air laut dan menyuruh pemilik kapal untuk mengambil air dari dalam lingkaran itu untuk air minum. 






Para pemilik kapal pertama kali marah karena mereka tidak percaya bahwa air laut bisa diminum. Setelah ada kata jaminan Luang Phor Thuad, lalu mereka mencoba untuk meminumnya dan memang benar bisa diminum. tapi satu orang dengan sengaja meminum air di luar lingkaran dan memang terasa asin. Pemiik kapal itu terkagum-kagum dan akhirnya mereka tidak berani mencelakai Luang Phor Thuad.


Hari berikutnya, kapal itu sampai di provinsi Ayuthaya. Luang Phor Thuad berjalan beberapa mil dan bergembira karena didapatinya sebuah Vihara ada di depan nya. Bikhu dari Vihara ini menolak kedatangan Luang Phor Thuad karena melihat Luang Phor Thuad mengenakan jubah yang jelek (miskin). Lalu dia akhirnya mengarahkan langkahnya ke Vihara tua yang tidak begitu jauh dari situ. Penjaga tua dari Vihara ini menyambut-nya dan memberi tempat berteduh baginya. Dia tinggal disana untuk mempelajari kitab suci, untuk memberi penghormatan pada Buddha dan belajar meditasi selama setengah tahun.


Pemerintah dari negara tetangga, Raja Sri Lanka mengirimkan 7 bikhu ke Procinsi Ayuthaya untuk menguji pencapaian dari bikhu-bikhu di Thailand. Para Bikhu Sri Lanka ini membawa 12 mangkuk yang di dalamnya terdapat 84.000 kata-kata. Kata-kata ini untuk disusun menjadi suatu Sutra dalam kurun waktu 1 minggu. Jika ini bisa berhasil, raja Sri Lanka akan menyiapkan hadiah kepada Thailand berupa 7 Kapal yang terbuat dari emas. Tetapi bila gagal, Thailand harus menyerahkan kedaulatan negara mereka kepada Sri Lanka. Raja Thai mengumpulkan semua bikhu-bikhu yang terkenal untuk menyelesaikan masalah ini. banyak yang mencoba tapi semuanya gagal .


Sehingga pengumuman pun dibuat oleh kerajaan untuk mencari seseorang yang bisa menyelesaikan tugas ini. Pada hari ke-empat, Sang Raja bermimpi Seekor gajah putih sedang mengeluarkan suara (seperti terompet) disertai sinar yang menyilaukan. Raja mencari peramal dan si peramal mengatakan bahwa ini pertanda baik dimana seorang bijaksana akan muncul untuk menyelesaikan masalah ini.
lp tuad amulet sangat kuat untuk proteksi


Luang Phor Thuad tiba di rumah seorang kaya, orang-orang di situ lagi membicarakan topik yang sangat serius. Lalu mereka melihat Luang Phor Thuad memegang mangkuk berdiri di depan pintu. Pemilik rumah dengan penuh hormat mempersembahkan makanan kepada Luang Phor Thuad. Pemilik rumah merasakan bahwa bikhu di depan ini memiliki penampilan yang luar biasa. Pemilik rumah menghaturkan hormat dan memberitahukan bahwa nantinya reputasi negara ini dalam ajaran Buddhist akan dipermalukan bila tidak ada yang dapat menjawab tantangan dari negara tetangga, serta pemilik rumah menanyakan bila Luang Phor Thuad bisa membantu. Luang Phor Thuad membalas bahwa dia akan membantu. Pemilik rumah sangat gembira dan bermaksud untuk segera mengundang Luang Phor Thuad untuk menemui Raja. Luang Phor Thuad mengatakan untuk jangan terburu-buru dan akan datang besok pagi.


Setelah Luang Phor Thuad pergi, pemilik rumah mengabari sang Raja. Pagi berikutnya, Raja mengirimkan kereta kuda khusus untuk menyambut Luang Phor Thuad ke kerajaan. Pada saat tiba, dia dikawal para pejabat ke pintu masuk kerajaan. Langkahnya yang keras seiring Luang Phor Thuad berjalan dengan kaki telanjang. Raja dan para pejabat semuanya diam. Sekitar setengah jam kemudian, Bikhu dari negara tetangga datang. Setelah saling menghaturkan salam, Luang Phor Thuad mulai menyusun kata-kata itu. 12 mangkuk disebarkan di meja. Dia menutup matanya dan menyusunnya dengan kedua tangannya. setelah 15 menit kemudian, dia mengatakan bahwa ada 5 kata yang hilang.




Ketujuh Bikhu Sri Lanka itu diam saja, kemudia Luang Phor Thuad memperingatkan mereka jika tidak ada yang mau mengeluarkan kata-kata yang hilang tersebut, maka mereka akan mati dengan tengkorak kepala yang pecah. Orang yang melakukan kejahatan itu kemudian merasa takut dan mengeluarkan kata-kata yang hilang itu. Dengan mata tertutup, Luang Phor Thuad menggunakan kekuatan gaib untuk menyusun kata-kata itu, dan akhirnya jadilah sebuah Sutra yang lengkap. Melihat Thailand tak terkalahkan, ketujuh Bikhu tadi mempersembahkan 7 kapal yang terbuat dari emas dan mereka dengan segera meninggalkan Thailand. Sejak saat itu nama Luang Phor Thuad jadi terkenal di seluruh negara Thailand, dia dipandang sebagai Bikhu Buddhist yang suci dalam sejarah Thai.


Luang Phor Thuad berdiam di Ibukota untuk beberapa tahun sampai pada saat dia mendapat berita bahwa ibu-nya mengidap penyakit yang serius. Luang Phor Thuad bergegas kembali ke selatan tidak lama setelah ibunya meninggal pada umur 78. Setelah pemakaman ibunya, dia tinggal di Singora, Thailand.


Gubernur dari daerah selatan yang bermarga Phang dengan perawakan muka yang agak hitam mempunyai keinginan untuk membangun Vihara Buddhist. Dia datang ke Singora untuk mencari seorang bikhu yang termasyur untuk sebagai pemimpin. Pada malam setelah matahari terbenam, dia melihat seorang bikhu tua berjalan di sepanjang pantai, meninggalkan jejak surya. Dia mengetahui bahwa inilah bikhu yang tepat untuk didekati. Dia maju untuk menyambut bikhu tua itu dengan hormat dan menceritakan keinginannya untuk membangun Vihara di Pattani. Sebenarnya Luang Phor Thuad sudah tahu keinginan orang ini melalui kekuatan batin-nya. Luang Phor Thuad menyetujuinya dan ikut dengan si gubernur Phang ke Pattani. Saat pembangunan Vihara itu telah selesai, maka diberi nama Wat ChangHai. Luang Phor Thuad menjadi kepala di Vihara ini sampai dia meninggal pada umur 120 tahun. 



Amulet LP Thuad Wat Changhai bisa dilihat disini : Amulet LP Thuad

amulet lp tuad wat changhai terbaik thailand

No comments:

Post a Comment

SHARE