Thursday, February 25, 2016

Jual Thailand Amulet -Takrut Monday Buddha - Hong Amulet Indo


Takrut adalalah jenis Thai Amulet berbentuk gulungan mantra. Ada banyak jenis thai amulet jenis takrut, dari yang berisi Mantra / Yant, gambar dewa, gambar Buddha, dll. Bentuk takrut yang berupa tabung, terlihat simpel dan mudah dibawa. Salah satu Takrut yang akan saya bahas hari ini adalah Takrut Monday Buddha / Takrut Buddha Hari Senin. 

Apa maksud dari Buddha Hari Senin ? 

Gautama Buddha



Dalam Tradisi Thailand dikenal 7 Pose Buddha dalam satu minggu dimana masing masing Image Buddha ini mewakili satu hari dalam satu minggu. Hal ini merupakan kepercayaan masyarakat Thai Buddhis yaitu tiap sikap mewakili peristiwa peristiwa terentu dalam hidup Buddha. Biasanya dalam hal ini Image Buddha disesuaikan dengan hari lahir seseorang. Misalnya orang yang lahir pada hari Senin, di rumahnya memiliki Rupang / Pratima Buddha hari Senin dst.

Buddha Hari Senin dilambangkan dengan posisi berdiri dengan satu / dua tangan diangkat kedepan , makna dari sikap ini adalah "mencegah bencana"juga kadang dimaknai "Menenangkan Keluarga" yaitu Pose Buddha menghentikan pertikaian / perselisihan antara sanak keluarga / family.

Dalam salah satu kisah, ketika Buddha kembali dari Surga, Buddha mendapati bahwa sanak keluarganya (satu suku) bertikai mengenai hak menggunakan air dari sebuah sungai untuk digunakan mengairi ladang padi dengan suku lain. Buddha menganjurkan mereka untuk bermusyawarah sampai tercapai sebuah kesepakatan, dan melanjutkan berkata bahwa Nyawa dari Manusia jauh lebih berharga dibandingkan dengan air dan sangatlah tidak layak untuk membunuh satu sama lain hanya untuk air. Setelah itu mereka pun berhenti berkelahi .

                                                    Kisah lengkapnya akan diposting dibawah



Amulet Takrut Monday Buddha ini baik untuk Good Relationship / Hubungan yang baik dengan orang orang disekitar, kedamaian dan melindungi dari bahaya walaupun sebenarnya boleh dipakai oleh siapa saja namun mayoritas yang menyimpan Takrut Amulet ini adalah orang yang lahir pada hari senin.


Bagi yang berminat dapat menghubungi :

LINE AND BBM




Kisah Buddha 

Dikisahkan, kedua kerajaan yaitu Suku Sakya dan suku Koliya saling bertetangga dengan baik. Dimana kehidupan mereka ditopang oleh pertanian, dan membendung aliran sungai Rohini sebagai irigasi dan penghidupan mereka. Di sekitar pertengahan bulan Mei dan Juni, adalah masa kemarau, di mana volume air sungai mencapai titik terendah. Singkat cerita, kedua belah suku mengadakan musyawarah untuk mencari solusi masalah tersebut.
Dari pihak Suku Koliya berkomentar bahwa, palawija dan hasil bumi mereka sedang bagus, dan segera dipanen, sehingga mereka meminta agar air sungai Rohini mending dialirkan ke sawah mereka saja, sehingga mereka dapat memetik hasil panen yang baik, dan suku Sakya akan mendapat “cipratan”nya. Suku Sakya juga memiliki komentar yang serupa. Perdebatan mereka makin sengit, sehingga terjadi perang mulut, dan saling menjelek-jelekkan bangsawan mereka masing-masing. Pertikaian ini sampai kepada raja dari pihak masing-masing. Sehingga keduanya berencana mengadakan peperangan untuk berebut air sungai Rohini.      
                  Di setiap pagi, dengan mata kebuddhaanNya, Sang Buddha memindai dunia untuk mencari orang-orang yang menunggu kesempatan untuk berbuat baik dan tercerahkan. Ia melihat bahwa kedua suku yang memiliki kedekatan hubungan dengan Sang Bhagava, akan terjadi pertempuran, sehingga Beliau dengan terbang di atas sungai Rohini dalam posisi bersila, sambil mengeluarkan aura Biru dari kepalaNya, sehingga menutupi pancaran cahaya matahari yang saat itu sedang terik. Setelah menimbulkan kengerian dan ketakutan kepada kedua belah prajurit yang hendak berperang, Sang Buddha kembali mengeluarkan aura ke-6 warnanya, untuk membuat diriNya lebih cemerlang daripada matahari. Setelah kedua belah pihak berkenan meletakkan senjata, Sang Buddha turun ke bumi, dan duduk di suatu tempat yang telah disediakan.
Lalu Beliau bertanya kepada para raja dan prajurit dari kedua belah pihak. “Mana yang lebih berharga, air sungai Rohini atau bumi pertiwi?”Mereka menjawab, “Air sungai Rohini nilainya tidak setinggi bumi pertiwi.” Sang Buddha kembali bertanya, “Lalu, menurut kalian seberapa berharganya kaum ksatria?” Mereka serempak menjawab, “Nilai dari kaum ksatria yang mulia tidaklah terbatas, Bhante.” “Jika demikian halnya, demi air sungai Rohini yang bernilai kecil ini, mengapa kalian sampai mau menghancurkan kaum ksatria mulia dan yang tak ternilai harganya ini dengan saling berperang? Tak sepercik kebahagiaan pun dapat diperoleh melalui perseteruan tak berharga dan pertarungan sia-sia.”

No comments:

Post a Comment

SHARE